Potensi dan Tantangan Menuju Indonesia Sebagai Industri Halal Dunia

Opini926 Views

Opini, Terasriau.com — Pada zaman sekarang mendengar sebuah kata halal tidak lah asing lagi buat kita yang mana halal merupakan sebuah hal penting bagi kita sebagai umat muslim halal sendiri juga bukan hanya tentang gaya hidup saja akan tetapi juga sebuah kebutuhan yang di prioritas kan di Indonesia juga melakukan pembangunan industri dalam berbagai banyak sektor bidang, salah satunya pada industri halal,  Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki mayoritas penduduk beragama Islam terbesar di dunia. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2012, sebanyak 87,18% dari 237.641.326.

Persoalan mengenai halal dan haramnya suatu produk menjadi persoalan yang serius bagi masyarakat. Kasus ketidak halalan produk dapat menimbulkan reaksi keras dan sensitif. Hal ini menjadi tolak ukur dimana masyarakat telah memiliki kesadaran yang tinggi terhadap pemilihan produk (halal). Oleh karena itu, permasalahan produk halal menjadi tantangan besar bagi industri halal yang harus segera diselesaikan. Dunia telah berkembang pesat seiring dengan terjadinya perlombaan industri masif dalam rangka menjalankan Revolusi Industri 4.0 untuk mencapai masyarakat 5.0, yang mengakibatkan munculnya peluang industri yang besar karena variasi permintaan produksi dan pola hidup konsumerisme dikalangan masyarakat.

Industri Halal serangkaian kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan, misalnya mesin. Sedangkan halal artinya ialah diizinkan (tidak dilarang oleh syarak) Industri halal merupakan kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan yang diizinkan oleh syariah Islam. memberikan perlindungan dan jaminan tentang kehalalan produk. Halal by Design (HbD) adalah sebuah konsep pendekatan dalam merancang untuk memproduksi bahan ataupun produk halal. Konsep ini pertama kali disampaikan oleh Prof.Dr. Slamet Ibrahim DEA., APT (Guru Besar Sekolah Farmasi ITB-Ketua Halal Center Salman ITB), pada kuliah Halal di GSG Salman  pada 23 Februari 2019. Halal by Design diawali dengan perencanaan, pemilihan bahan halal, produksi halal dan penjaminan produk halal yang berbasis manajemen halal sesuai syariat Islam.

Industri Halal di Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia ” Berdasarkan State of The Islamic Report 2018/2019, estimasi pengeluaran global untuk industri halal pada 2023 cukup besar Pengeluaran tersebut terbagi dalam tiga besaran. Pertama, makanan halal sebesar US$1,8 miliar (setara Rp25,3 triliun). Kedua, pariwisata halal sebesar US$274 juta (setara Rp3,9 triliun). Sedangkan ketiga, fesyen halal sebesar US$361 juta (setara Rp5,1 triliun).menurut perkembngan sudah cukup baik apabila di kelola dgn baik dan efektif, Oleh karena itu, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi negara dengan produk halal terbesar di dunia. Namun Indonesia belum dapat memaksimalkan potensi pasar tersebut. Hal ini terbukti dari Indonesia yang belum berada pada peringkat 10 besar untuk kategori produsen makanan halal.
Namun, pasar industri halal di Indonesia, khususnya sektor makanan halal, travel, fashion, dan obat-obatan serta kosmetik halal telah meningkat hingga mencapai sekitar 11% dari pasar global pada tahun.  Hal ini terbukti dari banyaknya produk halal yang beredar di masyarakat salah satunya kosmetik. Dahulu, kosmetik halal belum menjadi tren untuk masyarakat Indonesia karena kosmetik merupakan barang yang tidak dikonsumsi langsung di dalam tubuh manusia sehingga masyarakat menganggap bahwa kosmetik tidak perlu halal. Namun, saat ini kosmetik halal menjadi tren contoh nya produk wardah yang banyak di saat ini oeh masyarakat. Sehingga sekarang banyak industri kosmetik yang mendaftarkan produknya untuk sertifikasi halal.

Industri Halal di Dunia Perkembangan industri halal di seluruh dunia meningkat dalam beberapa tahun ini. Sektor yang mengalami perkembangan pada industri halal antara lain makanan halal, keuangan, travel, fashion, kosmetik dan obat-obatan, media dan hiburan, serta healthcare dan pendidikan. Berdasarkan laporan dari State of The Global Islamic Economy pada tahun 2016 dan 2017 total pendapatan pada tahun 2015 dan estimasi pendapatan pada tahun 2021 pada setiap sektor tersaji pada tabel berikut: Hal ini membuktikan bahwa bukan hanya negara dengan penduduk mayoritas muslim yang mengembangkan pasar industri halal tapi juga negara dengan penduduk mayoritas non muslim. Brazil menduduki peringkat ke dua karena negara ini mampu mengekspor daging halal terbanyak di seluruh negara didunia. Pendapatan yang diperoleh dari hasil ekspor ini mencapai $ 5,19 Miliar). Sementara keuangan, peringkat pertama diduduki oleh Malaysia.

Peluang Indonesia sebagai Industri Halal Hal ini tentu akan menjadi mesin pendorong tersendiri bagi industri produk halal.  Permintaan akan produk dan jasa halal akan terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk beragama Muslim setiap tahunnya. Permintaan akan produk halal tidak hanya datang dari kalangan Muslim, tetapi juga kalangan non Muslim. Hal ini dapat disebabkan karena meningkatnya preferensi masyarakat non Muslim untuk menggunakan produk dan jasa berlabel halal, Pariwisata halal merupakan peluang besar bagi Indonesia karena semakin meningkat dan berkembangnya tren konsumen halal lifestyle serta pariwisata halal sudah mencakup seluruh aspek yaitu lokasi wisata, makanan dan lainnya hingga mencakup sektor riil. Sektor pariwisata halal merupakan sektor yang akan mendorong pertumbuhan industri halal di Indonesia.

Fashion Muslim merupakan sektor industri halal yang sangat berpotensi. Saat ini banyak muncul desainer-desainer fashion hijab telah membawa fashion Muslim Indonesia mengglobal. Dalam sektor fashion Muslim, Indonesia merupakan negara kedua tertinggi setelah UAE (State of The Islamic Economy Report, 2019).  Perkembangan teknologi dapat mendorong pertumbuhan berbagai media rekreasi dan startup islami. Saat ini Thailand dan Pakistan telah mengembangkan aplikasi halal scan yang dapat mendeteksi kehalalan suatu produk dengan melakukan scan pada barcode produk. Hal ini dapat menjadi acuan untuk Indonesia sehingga dalam sektor ini Indonesia dapat semakin berkembang dan masuk dalam 15 negara tertinggi.  Berdasarkan data dari “State of the Global Islamic Economy Report”, terdapat 15 negara di dunia yang memiliki nilai GIE (Generate Islamic Economy) tertinggi yang dapat dilihat pada menduduki peringkat pertama Industri Halal dan Indonesia baru menempati posisi kesepuluh. Hal ini merupakan pencapaian besar bagi industri halal Indonesia. Industri halal Indonesia dapat lebih meningkat dan berkembang sehingga peringkat yang diperoleh dapat meningkat dengan adanya peluang negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Dalam perkembangan Industri halal Indonesia, banyak tantangan yang harus dihadapi Indonesia yakni banyaknya pesaing dalam industri halal di dunia.

Tantangan selanjutnya adalah sedikitnya produsen yang mendaftarkan sertifikasi halal. Jumlah produsen di Indonesia yang baru memiliki kesadaran akan pentingnya sertifikasi halal hanya sedikit dari total produsen yang ada. Pada masa ini hanya sekitar 70% dari 13.136 industri di Indonesia. Hal ini kemungkinan terjadi karena prosedur yang rumit dan panjang serta biaya yang besar dalam pembuatan sertifikasi halal.  Malaysia merupakan negara pesaing yang telah lebih dahulu memiliki sertifikasi halal dan penerapan syariah secara menyeluruh di negara tersebut. Indonesia harus memiliki pengelolaan industri halal yang baik sehingga pangsa pasar yang sangat besar ini tidak akan diambil alih oleh negara lain yang lebih memiliki kesiapan dalam mengelola industri halal. Indonesia perlu secepat mungkin untuk menyiapkan diri dalam menghadapi ketatnya persaingan pasar industri halal. Berdasarkan pemaparan yang telah tertulis, penulis berusaha memberikan beberapa rekomendasi untuk membantu Indonesia mejadi industri halal terbesar di dunia. Perlunya diberikan sosialisasi tentang pentingnya sertifikasi halal kepada masyarakat Indonesia dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Pemerintah perlu mengoptimalkan dan lebih mengsinergikan rencana dan mensosialisasikan mengenai kawasan industri halal untuk meningkatkan kualitas produk halal Indonesia,Memanimalisir tentang rugalasi aturan sertifikat yang di anngap selama ini sulit. Dengan demikian, pelaksanaan industri halal dapat dioptimalisasi dan Indonesia turut serta ikut berkembang menjadi negara dengan industri halal terbesar di dunia.

Oleh : Dina Hardisa (Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah, UIR).