Terasriau.com, Pekanbaru – Krisis tentang kemanusiaan menjadi salah satu isu penting dalam kajian ilmu Hubungan Internasional. Ini karena sejak disahkannya United Nation Convention on Human Right tahun 1948, setiap negara harus memperhatikan dan fokus pada masalah hak asasi manusia.
Salah satu upaya memahami kajian tersebut, Prodi Hubungan International Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Riau mengirim dua mahasiswanya menjadi presenter pada International Student Conference on Humanities (ISCOHI) di Magister Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Menurut Dekan Fisipol Dr H Moris Adidi Yogia, SSos, MSi, kegiatan ISCOHI dibagi ke dalam dua sesi. Pertama, Seminar Internasional yang menghadirkan Prof Dr Magdy Behman dari USA/Visiting Professor UIN Yogja sebagai pembicara. Nara sumber lain Prof Dr Bambang Cipto MA (Professor in IR UMY) dan Andika Bambang Supeno (The General Consulate of Republic Indonesia for Kota Kinabalu Malaysia).
Kedua, presentasi paper oleh mahasiswa HI dari berbagai perguruan tinggi seperti dari Sudan, Libya, UKM, UI, UGM, UMY, UNS, UII dan UIR). Mahasiswa UIR diwakili Fanesa Angeli dan Dian Venita Sary. Fasena tampil dengan judul paper, ‘Influence of religius party public figure toward decreased radicalization in Indonesia), sementara Dian membawa makalah berjudul, ‘Implementations of concept responsibility to protect in humanitarian intervention in Indonesia’.
‘’Sejatinya kegiatan ini diikuti mahasiswa pascasarjana baik dari magister maupun doktor namun karena Prodi HI Fisipol UIR baru satu tahun berdiri, maka kedua mahasiswa itu lah yang kami kirim. Kami berharap, ISCOHI mampu memberi dukungan dan rujukan bagi mahasiswa HI tampil di berbagai forum ilmiah nasional dan Internasional,’’ kata Morris di Kampus UIR Pekanbaru kepada Kabag Humas Syafriadi, Kamis (15/3).
Rektor UIR Prof Dr H Syafrinaldi, SH, MCL menyambut baik keikut-sertaan kedua mahasiswa HI Fisipol Universitas Islam Riau itu. Menurutnya, ini pengalaman berharga bagi UIR khususnya HI. Dua mahasiswa dapat menimba pengalaman di forum-forum international. Apatahlagi program studi HI masih berusia satu tahun.
‘’Ke depan diharapkan akan banyak lagi mahasiswa lain mengikuti kegiatan serupa sehingga prodi hubungan international tidak saja dikenal luas, tapi menjadikan mahasiswanya makin berkualitas,’’ imbuh Syafrinaldi. (Rls/red)