Urgensi dan Potensi HKI bagi Universitas dalam Meningkatkan Ekonomi Nasional

Opini1378 Views

Oleh: Zulfikri Toguan, Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Riau

AMERIKA Serikat telah mampu memperoleh sumber dana nasionalnya lebih kurang 40% dari total APBN dari produk HKI. Hal ini menunjukkan bahwa sumber ekonomi nasional yang selama ini mengandalkan dari hasil ekonomi eksploitasi sumber daya alam dapat digantikan dengan produk HKI.

Bagi negara berkembang yang masih dimanjakan sumber ekonominya dari hasil alam harus cepat sadar bahwa sumber daya alam itu sifatnya terbatas dan harus mempersiapkan diri menggunakan HKI untuk menggantikannya.

Sertifikasi HKI dapat dilakukan oleh Dunia Industri dan Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian bentukan Pemerintah.

Untuk mendorong Perguruan Tinggi menciptakan HKI ini Indonesia telah mempersiapkan diri dengan mengeluarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi mewajibkan Perguruan Tinggi untuk menggali dan menyebarkan hasil penelitian yang dimilikinya terutama yang berpotensi HKI, apalagi penelitian tersebut yang dibiayai oleh Pemerintah/ Pemerintah daerah salah satu wujudnya adalah membentuk Sentra HKI yang berfungsi mengelola dan mendayagunakan kekayaan intelektual sekaligus sebagai pusat informasi pelayanan HKI termasuk pemasaran hasil penelitiannya.

Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 tentang alih tekhnologi Kekayaan Intelektual dan Hasil Penelitian dan Pengembangan pasal 13 ayat (3) menyatakan bahwa Perguran Tinggi wajib mengusahakan Sentra HKI.

Peraturan tersebut dibuat untuk mendorong atau memacu perguruan tinggi yang ada di negara ini dapat berkompetisi mengejar bahkan diharapkan dapat melampaui perolehan Srtifikasi HKI negara lain.

Data saat ini menujukkan bahwa Indonesia hampir tidak tercatat Tahun 2015 perolehan Paten dilingkungan negara ASEAN; Singapura 1.048, Malaysia 267, Thailand 116, Filipina 45 dan Indonesia 21 (Sumber; Asean Development Outlook, 2017).

Universitas Islam Riau sebagai salah satu Perguruan Tinggi yang diharapkan oleh Pemerintah memiliki Visi 2020, yaitu menjadi Universitas Islam Unggul dan Terkemuka di Asia Tenggara tahun 2020, data prolehan HKI diatas akan menjadi tantangan besar untuk menambah perolehan HKI negara ini sehingga seperti diatas bertambah baik.

Untuk mencapai itu UIR mempunyai kekuatan (Power) yang besar, beberapa Program Study mempunyai potensi besar untuk memperoleh HKI, seperti; Teknik Sipil, Teknik Industri, Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Informatika, Teknik Industri, Arsitektur, Agroteknologi, Ilmu Komunikasi, Agri Bisnis dan Biologi.

Selain itu Sebagai Penunjuang HKI juga ada bidang ilmu; Ilmu Hukum Fisipol, Psikologi, Agama, dan Manajemen. Program Studi tersebut telah mempunyai beberapa Jurnal antara lain; Earth Energy Engineering, Geoscience, Engineering, Enviroment and Technology Saintis, UIR Law Review, Wedana, Sport area, J-SHMIC bidang Bahasa Inggris, Ada Geram, Jgeet, IT Jurnal Research and Development, Anafs, Al-Thariqoh, dll.

Pengelolaan HKI melalui program studi sangat penting dengan full creativity dan innovation. Sedangkan ruang lingkup HKI yang berpotensi untuk dicapai yaitu dari hasil penelitian berupa; Artikel Jurnal, buku, modul, karya sastra, dan lainnya yang berbentuk literary works.

Desain produk, desain industri yang berbentuk vritual arts, Paten dan Paten Sederhana (patent & utility model techologi), Varietas tanaman (bio technologi-breedining), Computer program/ soft ware aplikasi, Flm, video, drama, theatre dan sebagainya juga berpotensi besar.

Jika salah satu saja dari dua jenis HKI ini dapat diprioritaskan menjadi Unggulan UIR, saya yakin ini akan mempercepat UIR mencapai Visinya, misalnya dibidang paten; UIR mempunyai Fakultas Teknik yang dapat diupayakan untuk meneliti tentang penghematan listrik dalam menggunakan AC paralel, jika user menggunakan AC diruangan lebih dari satu, bagaimana membuat sirkuit komponennya yang dapat menhemat listrik.

Kemudian di bidang sastra, bagaimana Fakultas Sastra didorong untuk meneliti menulis buku perjalanan Sultan Syarif Qasim sebagai Raja Kesultanan Siak Indrapura, berani melepaskan kerajaannya demi NKRI, hal ini perlu diungkapkan lagi agar rasa Nasionalisme anak bangsa tidak tergerus oleh perkembangan teknologi.

Dengan dua setifikasi HKI ini saja UIR akan memperoleh hasil yang luar biasa secara ekonomi, karena hasil paten ini akan diproduksi oleh pabrik dan UIR akan memperoleh royalty yang sangat besar.

Begitu juga dengan Film Sultan Syarif Qasim berkorban demi NKRI akan diminati dunia industri film, sebagai tontonan wajib masyarakat Riau, jika masyarakat Riau saja yang menonton Flm ini jumlahnya ada 1 juta orang dari 7.5 juta penduduk Riau harga tiket 25.000. Maka nilai ekonominya ada Rp 25 Milyar, sungguh sangat potensi di dunia bisnis HKI adalah objek dagang modern.***