Telkomsel Tanggapi Keluhan Kuota Internet yang Rugikan Konsumen Rp63 Triliun

Ekonomi14 Views

Telkomselmenyatakan bahwa ketentuan mengenai paket data produk telah sesuai dengan peraturan dan prinsip perlindungan konsumen. Hal ini menjawab temuan terkait paketkuota internet hanguspada masa berlaku habis, yang dianggap menyebabkan kerugian konsumen mencapai Rp 63 triliun setiap tahun.

Aturan dan prinsip yang dimaksud oleh Telkomsel adalah Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika (Permenkominfo) Nomor 5, serta merujuk pada Undang-Undang Perlindungan Konsumen Tahun 1999.

Wakil Direktur Komunikasi Perusahaan dan Tanggung Jawab Sosial Telkomsel Saki Hamsat Bramono menjelaskan struktur produk serta masa berlaku kuota telah disusun sesuai dengan Permenkominfo tersebut.

“Semua paket yang kami tawarkan telah sesuai dengan aturan yang berlaku. Konsumen diberikan informasi yang jelas mengenai masa berlaku dan besaran kuota. Pelanggan juga memiliki banyak pilihan, seperti paket harian, tiga hari, tujuh hari, bahkan paket khusus seperti TikTok atau aplikasi tertentu lainnya,” kata Saki setelah acara Kolaborasi Telkomsel dengan TikTok dan GoTo Peluncuran SimpaTikTok, di kantor Telkomsel, Jakarta Selatan, Selasa (15/7).

  • ATSI Angkat Bicara Mengenai Dugaan Kerugian Sebesar Rp 63 T Akibat Kuota Internet yang Terbuang
  • DPR akan Memanggil Telkom – Telkomsel Terkait Kerugian Kuota Internet yang Terbuang sebesar Rp63 Triliun
  • Respons Telkomsel, Indosat, dan XLSmart terkait ancaman sanksi 1 KTP hanya bisa digunakan untuk 3 simcard

Sebelumnya, anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PKB, Nasim Khan, menyampaikan rencana untuk memanggil operator seluler Telkom dan Telkomsel mengenai keluhan kuota internet yang hilang setelah masa berlakunya habis.

Berdasarkan data Indonesia Audit Watch (IAW) yang menunjukkan bahwa masyarakat mengalami kerugian hingga Rp 63 triliun setiap tahun akibat kuota yang tidak terpakai. Jika dijumlahkan selama sepuluh tahun terakhir, angkanya melebihi Rp 600 triliun.

Menurut Saki, perdebatan mengenai kuota yang terbuang sebenarnya muncul akibat kurangnya pemahaman pelanggan terhadap ketentuan dan syarat paket.

“Ini bukan tentang merugikan. Kuota merupakan bagian dari paket dengan masa berlaku tertentu. Ketika masa berlaku berakhir, maka kuota akan habis. Ini adalah kebijakan yang umum diterapkan di seluruh dunia, dan bukan hanya Telkomsel yang melakukannya,” ujarnya.

Sistem penjualan paket data saat ini dianggap jauh lebih menguntungkan bagi pelanggan dibandingkan masa lalu, ketika penggunaan data dihitung berdasarkan kilobyte dalam skema tertentu.pay-as-you-use (PAYU).

Dulu pada masa era 2G dan 3G, pelanggan dikenakan biaya per kilobyte. Kini, denganbundlingkuota dan masa berlaku, pelanggan justru mampu mengatur penggunaan serta memperoleh harga yang lebih bersaing,” ujar Saki.

Pengunjung juga diberikan pilihan untukrollover, alias memindahkan sisa kuota ke bulan berikutnya, selama memilih paket yang mendukung fitur ini. “Fitur rollover tersedia, cukup pilih paketnya. Tapi intinya kembali pada keinginan pelanggan,” Saki menambahkan.

Telkomsel mengungkapkan bahwa perusahaan bersama Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) dan penyedia layanan lainnya telah melakukan komunikasi dengan Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) serta Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk membahas masalah tersebut.

Akibatnya, regulator menyadari bahwa masalah kuota hangus lebih berkaitan dengan pemahaman pelanggan terhadap struktur paket data. “Komdigi dan BPKN telah menyampaikan bahwa ini adalah masalah literasi digital, bukan pelanggaran. Kami terus berupaya memberikan edukasi kepada pelanggan,” katanya.

Informasi mengenai paket data, termasuk besaran kuota, masa berlaku hingga jenis penggunaan, telah dijelaskan secara jelas kepada pelanggan. Operator seluler juga menawarkan berbagai pilihan paket dengan durasi dan fitur yang berbeda, termasuk paket khusus untuk aplikasi seperti TikTok.

“Kami merasa edukasi sudah cukup. Semua informasi telah kami sampaikan secara jelas. Baik kuota utama, kuota aplikasi, maupun yang habis lebih dulu, semuanya tercantum saat pelanggan membeli,” kata Saki.