Kapuspen TNI Beberkan Alasan Kirim 9.000 Pasukan ke Papua

Politik11 Views

.CO.ID, JAKARTA — Pembangunan 100 batalyon infanteri teritorial pembangunan (yonif TP) di berbagai wilayah Indonesia mendapat kritik dari Koalisi Masyarakat Sipil. Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia (Kapuspen TNI) Mayjen Kristomei Sianturi mengatakan, ia bisa memahami adanya kritikan tersebut.

Ia menjelaskan mengapa pembangunan yonif TP salah satu fokusnya berada di Papua. Kristomei menjelaskan, dengan membandingkan luas wilayah Papua dan jumlah pasukan yang ditempatkan, sebenarnya hal tersebut masih belum memadai.

Ada banyak pasukan di Papua, 9.000 TNI, jika disebar di seluruh wilayah Papua yang luas itu,gaksebanding jumlahnya. Jika dilihat di titik-titik (peta) tersebutgakterlihat,” kata Kristomei di Subden Mabes TNI, Jalan Medan Merdeka Pusat, Jakarta Pusat, Selasa (15/7/2025).

Ia menjelaskan, TNI menerapkan sistem pertahanan rakyat semesta (sishanrata). Oleh karena itu, anggaran pertahanan saat ini ditujukan pada program ketahanan pangan. Tindakan ini dilakukan sebagai persiapan menghadapi kemungkinan terjadinya perang di masa depan. Dengan anggaran pertahanan sebesar Rp 139,2 triliun yang relatif terbatas, menurut Kristomei, pemerintah memutuskan untuk lebih fokus pada penguatan dan penambahan sumber daya manusia (SDM).

Mengapa batalyon TP dibentuk, apa maksudnya? Kita memiliki sistem pertahanan rakyat secara menyeluruh, mengapa tidak membeli kapal atau pesawat saja? Hari inibudgetberapa anggaran pertahanan? Bagaimana prioritas pengeluaran, jika kita memiliki dana, membeli kapal dan pesawat, masih butuh lima hingga sepuluh tahun ke depan. Siapa yang bisa memprediksi tidak akan ada perang dalam satu hingga tiga tahun mendatang,” ujar mantan Kadispenad tersebut.

 

Kristomei juga menyatakan, dalam kondisi dunia yang semakin rentan terhadap konflik, keputusan untuk membentuk yonif TP sangat tepat. Selain mampu menjalankan tugas menjaga pertahanan, keberadaan mereka juga berkontribusi dalam memperkuat ketahanan pangan nasional agar kebutuhan dalam negeri dapat dipenuhi secara mandiri.

“Kenyataannya Iran menyerang Israel, Rusia dan Ukraina, India dan Pakistan, India menyerang Myanmar, paling cepat dilakukan dengan anggaran terbatas yaitu pembentukan batalyon TP. ‘Kenapa sampai 100?’ Ya karena luasnya bangsa ini jadi harus banyak,” kata Kristomei.

Seorang mantan kapendam Jaya menambahkan, rekrutmen prajurit tahun ini memang ditujukan untuk memenuhi struktur Yonif TP. “Peningkatan hanya terjadi di tingkat yon teritorial pembangunan, terdapat 100 yon TP yang dibentuk. Untuk mengawasi hal tersebut diperlukan 20 ribu anggota dan 1.300 bintara,” kata Kristomei.