Angkutan Udara dan Bawang Merah Penyumbang Inflasi Tertinggi Bulan Desember

TANJUNG PINANG,Terasriau.com– Tim Pengendalain Inflasi Daerah (TPID) Kota Tanjungpinang terus berkomitmen dalam mengendalikan inflasi di Kota Tanjungpinang dengan inflasi yang terkendali akan memberikan dampak pada harga barang komoditas yang terkendali dan daya beli masyarakat. Rapat dilaksanakan di Ruang Rapat Lantai 2 Kantor Walikota Tanjungpinang, Kamis (17/1)

Rapat ini dipimpin langsung oleh Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang, Drs. Riono, M.Si yang juga dihadiri oleh Wakil Walikota Tanjungpinang, Hj. Rahma, S.IP. Dalam rapat tersebut, dipaparkan bahwa selama tahun 2018, inflasi Tanjungpinang masih terkendali dibandingkan Batam bahkan Nasional.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi kota Tanjungpinang pada bulan Desember 0,85 % dengan komoditi dominan penyumbang inflasi yaitu angkutan udara sebesar 0,37% dan bawang merah sebesar 0,20%. Sedangkan komoditi penyumbang deflasi yaitu ikan tongkol, kol putih dan apel.

Perkembangan inflasi tahun kalender Januari-Desember, Kota Tanjungpinang masih terbilang stabil sebesar 2,36% dibawah Batam sebesar 3,65% dan Nasional sebesar 3,13%.

Perwakilan Bank Indonesia, Eko Waluyo mengatakan inflasi Kota Tanjungpinang dipicu oleh kenaikan tarif angkutan udara serta peningkatan harga bawang merah dan ikan selar. Dikatakannya peningkatan tarif angkutan udara seiring tingginya permintaan jelang Natal dan tahun baru, sedangkan peningkatan harga komoditas dikarenakan kurangnya pasokan yaitu kekurangan bawang merah dari sentra penghasil disebabkan curah hujan yang tinggi serta angin utara cukup berpengaruh dalam pasokan ikan.

Edison, Kepala Perwakilan Bulog mengatakan harga beras medium dan premium masih stabil, stok beras aman sampai 2 bulan kedepan. Untuk persediaan, akan datang lagi stok beras sebanyak 2.500 ton. HET beras premium masih seharga Rp. 9.950. Sedangkan untuk stok gula masih tergolong aman, stok minyak goreng juga terbilang aman, tetapi stok tepung mulai berkurang.

Dalam rapat kali ini, juga diundang para peternak ayam yang termasuk penyumbang pemenuhan kebutuhan pokok di Kota Tanjungpinang. Perwakilan dari peternak ayam tersebut disampaikan oleh Muslimin. Ia menyampaikan beberapa hal terkait penyaluran ayam dari peternak keapda agen. “Kami ingin difasilitasi oleh pemerintah terkait kebutuhan peternak seperti pakan, DOC dan obat-obatan ternak, kami juga berharap akan ada pasar khusus pedagang ayam yang berbasis syariah”, ungkap Muslimin.

Wakil Walikota Tanjungpinang, Hj. Rahma, S.IP menanggapi terkait peternak ayam. Menurutnya, masukan tersebut dapat diterima dan akan dipertimbangkan sebagai catatan Pemko Tanjungpinang. “Insya Allah, kita akan cari solusi bersama BUMD untuk kerja sama mencari agen pakan, seluruh peternak ayam harus memenuhi syarat, dan kita akan lakukan pertemuan dengan seluruh peternak ayam agar harga dari peternak, agen dan pedagang dapat seragam,” jelas Rahma.

Diakhir pertemuan, Riono yang juga Ketua TPID Kota Tanjungpinang mengatakan bahwa inflasi adalah sesuatu yang harus kita kendalikan. “Jika inflasi terlalu tinggi maka daya beli masyarakat akan turun begitu pula sebaliknya jika terlalu rendah maka pedang akan rugi, oleh krena itu inflasi ini harus tetap dijaga,” Ungkapnya.

Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa kunci dari kenaikan harga untuk Kota Tanjungpinang hanya pada stok. “Jika stoknya cukup maka harga di pasaran tidak akan ada gejolak, disini kita sudah minta BUMD untuk mengambil alih terkait pasokan komoditi di Kota Tanjungpinang,” Jelas Riono.(Donny)