Mimi sudah dikuburkan di Surantiah, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat tadi pagi, namun anaknya yang bernama Ica sampai saat ini belum ada kabar, kata Anto yang saat ini berada di Malaysia, Sabtu (1/12).
Dikatakannya, Mimi bersama Ica berangkat ke Indonesia pada Rabu (21/11) pukul 12.00 malam, waktu Malaysia bersama dengan 17 orang lainnya dengan cara ilegal.
Saya sempat menghubunginya sekitar pukul 10.30 malam waktu Malaysia. Mimi mengatakan dia berangkat dengan menggunakan speed pancung, dimana jumlah penumpangnya sebanyak 19 orang, termasuk mereka berdua,kata Anto
Dijelaskannya juga, pada Kamis (22/11) pagi, dirinya kembali menghubungi Mimi, namun telepon selulernya tidak aktif, hingga jasadnya ditemukan Kamis (29/11).
“Saya sempat mencari informasi kapal tenggelam melalui pihak terkait di Malaka, Malaysia. Namun tidak ada informasi mengenai adik saya, yang ada infonya kapal pemancing resmi yang tenggelam”, jelas Anto
Dirinya juga berharap kepada instansi terkait di Indonesia, dapat mencari dan menemui jasad anak adiknya tersebut dalam kondisi apapun.
“Saya disini dalam keadaan susah, sehingga tidak bisa pulang ke Indonesia untuk membuat laporan orang hilang. Dan saya sangat berharap polisi Indonesia dan tim SAR dapat mencari anak adik dan penumpang lainnya”, lanjut Anto.
Berdasarkan informasi, kondisi cuaca pada waktu kejadian hujan dan berangin kencang. Diduga, jika dihembas gelombang, 19 penumpang tersebut diperkirakan tidak ada yang selamat.
Sebelumnya, nelayan Desa Pambang menemukan 3 mayat mengambang di perairan yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka tersebut. 2 mayat jenis kelamin laki-laki, dan 1 perempuan.
Polisi mengidentifikasi salah satu dari 3 mayat itu, sementara dua mayat lagi belum diketahui identitasnya.