Lintaskriminal.co.id –– Asosiasi Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (AIKINDO) menyampaikan harapan agar pemerintah kembali memberikan dukungan berupa kebijakan khusus untuk mendorong perkembangan industri otomotif dalam negeri, mirip dengan insentif yang pernah diberikan pada masa pandemi Covid-19.
Kukuh Kumara selaku Sekretaris Umum Gaikindo dilaporkan dalam situs Antara (17/8) menyatakan bahwa hal ini merupakan bentuk kehati-hatian terhadap gencarnya penjualan kendaraan bermotor di negara Malaysia. Hal tersebut menyebabkan adanya perbedaan yang tidak terlalu besar antara Indonesia dan Malaysia pada tahun 2024 lalu.
“Ini adalah peran pemerintah yang sangat penting. Kami berharap dalam jangka pendek, seharusnya terdapat insentif seperti pada masa pandemi,” ujar Kukuh.
Berdasarkan Kukuh, Malaysia mampu menjual kendaraan sebanyak 816.747 unit pada tahun 2025. Angka ini tidak terpaut jauh dari penjualan yang diraih di Indonesia.
Pada periode yang sama, Indonesia dengan data yang disampaikan oleh Gaikindo berhasil mencatatkan penjualan sebanyak 865.723 unit.
Bahkan dilaporkan bahwa negara Malaysia memiliki kinerja yang cukup baik sehingga mampu mendekati angka penjualan yang dimiliki oleh Indonesia belakangan ini.
“Data yang diungkapkan oleh Federasi Otomotif ASEAN (AAF), Indonesia pada periode Januari hingga Mei 2025, masih berada di puncak. Hal ini terlihat dari penjualan bulan Januari hingga Mei 2025, sementara data Juli belum dirilis. Sumber datanya berasal dari AAF, Indonesia tetap unggul dibandingkan Malaysia,” katanya.
Berdasarkan data Gaikindo, penjualan pada semester pertama tahun 2025, khususnya penjualan eceran (dari diler kepada pelanggan), mencapai 390.467 unit. Catatan ini menunjukkan angka yang masih rendah dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Sementara dalam catatan Wholesales (dari Pabrik ke diler), Gaikindo juga mencatat adanya penurunan sebesar 8,6 persen atau hanya mampu terjual 374.740 unit, dibandingkan sebelumnya yang mencapai 410.020 unit.
“Itu juga merupakan peringatan. Karena kemudian perbedaannya antara Indonesia dan Malaysia itu kecil,” katanya.
Diketahui, selama masa pandemi, pemerintah mengeluarkan kebijakan pengurangan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk kendaraan bermotor. Kebijakan ini terbukti berhasil meningkatkan penjualan mobil secara signifikan, menjaga kemampuan beli masyarakat, serta membantu pemulihan industri otomotif yang sempat mengalami penurunan.
Kondisi sektor otomotif saat ini, meskipun perekonomian mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan, masih menghadapi beberapa tantangan, antara lain: tekanan terhadap daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih, fluktuasi kurs mata uang dan harga bahan baku, serta persaingan yang ketat dengan kendaraan impor.
Oleh karena itu, Gaikindo menganggap pentingnya kebijakan yang mendukung untuk mempertahankan laju pertumbuhan industri otomotif dalam negeri.