5 Fakta Menarik Musang Sulawesi, Sang Raja Hutan!

Otomotif10 Views

Jika membicarakan hewan khas Sulawesi, beberapa yang terlintas dalam pikiran kita pasti adalah anoa (Bubalus quarlesi dan Bubalus depressicornis) maupun babirusa (genus Babyrousa). Meskipun masih terdapat beberapa hewan langka lain dari pulau terbesar keempat di Indonesia ini. Salah satunya adalah musang sulawesi (Macrogalidia musschenbroekii).

Hewan ini memiliki bulu pendek berwarna cokelat di bagian punggung dan putih di bagian perut. Mereka memiliki janggut yang bercampur warna putih dan cokelat, serta ekor dengan pola lingkaran berwarna cokelat tua. Percayalah atau tidak, musang ini merupakan predator darat terbesar yang bisa kita temui di Pulau Sulawesi. Seberapa besar ukurannya dan apa saja fakta menarik tentang mereka? Mari kita simak informasi lengkap mengenai musang Sulawesi di bawah ini!

1. Berapa besar ukuran musang Sulawesi?

Di awal telah disampaikan bahwa musang sulawesi merupakan predator darat terbesar di sepanjang wilayah penyebarannya. Namun, seberapa besar ukuran mereka? Ternyata ukuran dari musang ini tidak jauh berbeda dengan kucing besar, tetapi dua kali lebih panjang.

Dilansir Animalia, bobot musang sulawesi berkisar antara 3,9—6,1 kg dengan panjang tubuh sekitar 113—125 cm. Mengenai panjang tubuh musang sulawesi, proporsi ekornya tergolong cukup besar karena rata-rata panjang tubuh dari kepala hingga pangkal ekor sekitar 89 cm, sedangkan ekornya mencapai 64 cm. Terdapat perbedaan bentuk antara jantan dan betina pada hewan ini yang berkaitan dengan ukuran, di mana jantan sedikit lebih besar dibandingkan betina.

2. Tempat tinggal dan makanan yang disukai

Sebagai hewan yang hanya ditemukan di Pulau Sulawesi, musang sulawesi memiliki area penyebaran yang cukup luas. Mereka dapat ditemukan di Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.Cambridge University Press menyebutkan bahwa Taman Nasional Rawa Aopa, Suaka Margasatwa Tanjung Peropa, Hutan Mangolo, Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Cagar Alam Gunung Tangkoko Batuangus, serta beberapa kawasan lindung lain di Sulawesi menjadi tempat tinggal hewan tersebut.

Sementara itu, habitat utama musang sulawesi terdiri dari berbagai jenis hutan yang memiliki vegetasi lebat, baik di dataran tinggi maupun rendah. Ketinggian yang mereka pilih berkisar antara 0—2.600 meter di atas permukaan laut. Selain hutan, padang rumput, lahan pertanian, dan perkebunan manusia tetap bisa menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi hewan ini. Oh ya, mereka termasuk hewan yang hidup sendirian dan aktif pada malam hari.

Seperti yang telah disebutkan di awal, musang sulawesi merupakan predator puncak di lingkungan alaminya. Namun, mereka tidak termasuk dalam kategori karnivor sejati, melainkan omnivor. Dalam memenuhi kebutuhan makanan hewani, musang sulawesi mengejar berbagai jenis hewan pengerat, burung, kuskus, babi kecil, ayam hutan, hingga telur. Menariknya, mereka mampu menghabiskan seluruh bagian tubuh mangsa tanpa menyisakan apa pun. Selain daging, musang sulawesi juga mengonsumsi berbagai jenis buah, rumput, hingga buah palem.

3. Ahli memanjat pohon

Melihat tempat tinggal dan berbagai pilihan makanan, tidak heran jika melihat musang sulawesi sebagai hewan yang hidup di pohon. Mereka lebih sering menghabiskan waktu di atas pohon daripada berjalan di permukaan tanah. Untungnya, mereka memiliki ciri fisik yang mendukung gaya hidup demikian.

Dilansir Animal DiversityKaki musang Sulawesi sangat fleksibel dan memiliki cakar yang bisa sedikit ditarik kembali, sehingga memungkinkan mereka untuk menggenggam cabang atau batang pohon dari berbagai sudut dengan sangat kuat. Selain itu, ekornya yang panjang membantu menjaga keseimbangan tubuh saat bergerak di ketinggian. Dengan kemampuan-kemampuan tersebut, perpindahan tempat maupun berburu menjadi lebih mudah dilakukan.

4. Sistem reproduksi

Karena sifat musang sulawesi yang pemalu, sangat sulit untuk mengamati tingkah lakunya saat akan berkembang biak. Oleh karena itu, kita masih belum memahami apa yang dilakukan oleh musang ini ketika memasuki musim kawin atau bahkan kapan musim kawin tersebut dimulai. Namun, informasi mengenai masa kehamilan dan jumlah anak yang dilahirkan sudah cukup diketahui.

Dilansir Animal Diversity, musang sulawesi betina memiliki masa kehamilan sekitar 30—60 hari dengan jumlah anak yang dilahirkan sebanyak 1—2 ekor. Dalam kondisi yang jarang terjadi, betina bisa melahirkan 3 ekor anak meskipun hanya memiliki dua puting susu. Tidak dijelaskan berapa lama anak musang sulawesi tinggal bersama induknya, tetapi diperkirakan membutuhkan waktu satu tahun agar mereka dianggap dewasa dan matang secara seksual. Di alam liar, musang sulawesi diperkirakan memiliki usia hidup antara 5—20 tahun berdasarkan rata-rata umur spesies musang lain.

5. Status konservasi

Berdasarkan data dari IUCN Red List, saat ini musang sulawesi termasuk dalam kategori hewan yang rentan terhadap kepunahan (Vulnerable). Jumlah populasi mereka diperkirakan hanya tersisa sekitar 9.000 individu dengan penurunan yang semakin signifikan setiap tahunnya. Tentu saja, terdapat berbagai faktor yang menjadi penyebab menurunnya jumlah spesies langka yang hanya ditemukan di Pulau Sulawesi ini.

Misalnya, penyebaran yang terlalu luas sehingga daerah dengan jumlah penduduk sedikit tidak mampu bertahan, kerusakan hutan akibat perubahan fungsi lahan oleh manusia, masuknya predator asing yang menjadi kompetitor, hingga pemburuan liar berkontribusi pada penurunan jumlah predator endemik Pulau Sulawesi. Upaya perlindungan sudah dilakukan oleh pihak yang berwenang. Namun, jika tidak ada kerja sama atau keseriusan dalam menjaga hutan dari masyarakat setempat dan perusahaan yang terus membuka lahan, maka hewan endemik ini berisiko punah dalam waktu dekat. Beberapa faktor seperti penyebaran yang terlalu jauh hingga wilayah dengan populasi rendah sulit bertahan, kerusakan hutan akibat alih fungsi lahan oleh manusia, masuknya predator asing yang bersaing, serta aktivitas pemburuan liar berkontribusi pada penurunan populasi predator khas Pulau Sulawesi. Meskipun upaya konservasi telah dilakukan oleh pihak terkait, tanpa adanya kolaborasi atau kepedulian dari masyarakat sekitar dan perusahaan yang terus mengembangkan lahan, spesies langka ini berpotensi menghilang dalam waktu singkat. Contohnya, penyebaran yang terlalu jauh menyebabkan daerah dengan jumlah penduduk sedikit tidak bisa bertahan, kerusakan hutan akibat perubahan penggunaan lahan oleh manusia, munculnya predator asing yang menjadi lawan, hingga pemburuan liar berdampak pada penurunan jumlah predator lokal di Pulau Sulawesi. Pihak berwenang sudah melakukan berbagai upaya perlindungan. Namun, tanpa dukungan dari masyarakat dan perusahaan yang terus memperluas lahan, hewan khas ini bisa saja menghilang dalam waktu dekat.

Peran musang sulawesi sebagai satu-satunya predator asli Pulau Sulawesi sangat vital bagi kesehatan lingkungan. Mereka mengatur jumlah hewan kecil agar tidak berkembang berlebihan sambil membantu pohon dalam menyebar biji melalui kebiasaan memakan buah. Tentu saja, ini sangat disayangkan,banget, ya, jika hewan yang satu ini menghilang? Semoga upaya pelestarian yang saat ini dilakukan bisa memberikan hasil yang baik, ya!