Hal itu dibenarkan Munazlen Nazir, wartawan senior Riau yang mendapatkan kupon daging qurban satu lembar dari bagian Humas. Tapi saat akan ditukarkan di panitia, kuponnya tidak diterima karena tidak diakui sebagai kupon dari panitia.
“Heran saya. Kuponnya dari Bojes, bagian Humas Sekwan DPRD Riau ini. Tapi ibu-ibu dari meja panitia mengatakan itu bukan tulisan mereka. Ini nomer kuponnya kan ditulis tangan,” ungkap wartawan pemegang kartu UKW Utama ini.
Dijelaskan Munazlen Nazir pada media, kupon yang dimilikinya memiliki nomor 921 dari 1.000 kupon yang dikeluarkan oleh panitia. Lengkap dengan logo dan stempel basah panitia. Tapi saat akan ditukarkan dengan sebungkus daging kurban justru sudah ada yang mengambil dengan menggunakan nomor kupon 921.
“Mungkin sudah diberikan ke yang lain, jadi ini dikatakan tidak dari panitia,” tambahnya.
Wartawan yang sempat “ngepos” 11 tahun di DPRD Riau ini yakin ini keteledoran panitia di depan meja penukaran semata. Karena saat akan dicocokan dengan lembaran di meja panitia ternyata sidah disilang di nomor 921.
Saat media mengkonfirmasi masalah ini Panitia, Sugeng Pranoto terlihat sangat sibuk dan tidak bisa menjawab. Bahkan Sugeng terlihat kebingungan karena hanya jalan bolak-balik di sekitar meja panitia.
Sementara itu bagian Humas DPRD Riau, Bojes yang dikonfirmasi tidak mengangkat telepon dan juga tidak membalas pesan di WA.
“Sebenarnya ada dari panitia lain yang ingin membantu, tapi ditanggapi dingin oleh oknum panitia perempuan di meja panitia, dan bersikukuh itu bukan kupon yang mereka keluarkan,” pungkas Munazlen.
Sementara dari pantauan media di halaman kantor DPRD Riau, masih banyak masyarakat seperti tukang sapu jalan dan juga kaum dhuafa yang datang meminta daging qurban tapi tidak dapat, dengan alasan sudah habis. Padahal masih banyak tergeletak di lantai dekat meja panitia.***