TERAS RIAU Pekanbaru – Sebuah selebaran yang beredar di grup WhatShap menyebutkan, bahwa Kabid SD Pekanbaru Dinas Pendidikan (Disdik) kota Pekanbaru Dian Permata Indah SE terus melakukan intimidasi kepada Operator dan Bendahara dana BOS ketika mengantar Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA).
“Kami tidak tahu lagi kemana lagi kami mengadu dan mengeluh atas perlakuan Kabid SD Dian Permata Indah SE dan intimidasi Kabid SD setiap kami mengantar RKA dan laporan dana BOS. Kami merasa ditekan dan dipersulit oleh Kabid SD. Apapun yang kami lakukan selalu salah dimata Kabid SD,” tulis sumber tersebut yang dikirimkan ke WhatShap Awak Media ini.
Dalam kalimat selanjutnya dijelaskan, bahwa meski mereka sudah membuat RKA sesuai juknis, namun mereka tetap saja dipersulit. Alhasil, mereka harus bolak balik ke Disdik, sementara Dian sendiri jarang berada ditempat.
“Kami harus menunggu sampai maghrib dan terkadang hari libur diarahkan ke rumah beliau dengan membawa buah tangan atau amplop. Jika tidak, tidak dilayani dengan baik,” tulis sumber.
Akibat banyaknya tekanan tekanan ini ungkap sumber, mereka merasa stress dan tidak nyaman bekerja. Bahkan ada salah satu teman mereka yang baru melahirkan, meninggal dunia karena terlalu stress mengerjakan laporan. Pasalnya oleh Kepala sekolah, mereka dituntut harus bekerja maksimal.
“Jika kami mengundurkan diri sebagai Operator atau Bendaraha, Kepsek balik mengintidimasi kami dan tidak memproses surat pengunduran kami. Kami tau Kepsek kami sudah banyak mengeluarkan uang untuk melancarkan urusan laporan dana BOS ini selama ini,” ungkap sumber yang belum diketahui identitasnya itu.
Menurut sumber, biasa nya yang mengurus pelaporan RKA dana BOS adalah staf dan Kasi Kesiswaan. Dan itu tidak pernah ada masalah, namun untuk saat ini dipegang langsung oleh Kabid SD semuanya diambil alih dengan tujuan amplop dan amplop,” tuding sumber.
Akibat dari ini waktu mereka banyak tersita karena harus bolak balik menyampaikan laporan ke Kabid SD itu, mereka pun tidak ada waktu lagi untuk mengajar dan meningkatkan mutu.
“Kabid SD bekerja dengan sangat arogan tidak jarang kami dibentak dan dicaci maki saat berhadapan dengan beliau,” keluh sumber.
Bahkan beber sumber, tidak jarang mereka harus duduk di lantai untuk menunggu giliran untuk mengantarkan menunggu ACC dari beliau. Sementara Dian Permata Indah, tidak memberikan wewenang kepada Kasi dan Staff nya untuk membantu.
“Sekarang dunia pendidikan berorientasi hanya dana BOS bukan mutu pendidikan. Kami meminta bantuan supaya permasalahan ini diselesaikan agar kami bisa bekerja dengan maksimal tanpa tekanan dari siapapun,” ungkapnya.
Di akhir kalimat tulis sumber,
pengantaran RKA perubahan saat ini dikaitkan dengan kegiatan di Royal Asnof, tidak di ACC oleh Dian, karena oleh mantan Kepala Disdik Pekanbaru Ismardi Ilyas mengarahkan mereka untuk tidak ikut serta.
Dikonfirmasi terpisah via WhatShapnya, Jumat (25/11/22), Kabid SD Dian Permata Indah, secara tak langsung membenarkan adanya selebaran tersebut.
“Beberapa orang Op sudah datang ke saya dan mereka bilang itu bukan dari Op pak” mereka TIDAK pernah membuat pesan WA semacam itu. Itu hanya oknum yg tidak bertanggung jawab,” ujarnya.
Dian menjelaskan, permasalahannya kemungkinan bahwa dana BOS itu dipegang oleh Kepsek dan Bendahara. Tetapi yang disuruh oleh Kepsek membuat laporan Operator. Sehingga ketika ditanya tentang pelaporan, mereka TDK tahu.
“Karena mereka hanya disuruh membuat,, seharusnya yg bertanggung jawab tentang dana bos adalah Kepsek dan Bendahara. Tapi kok semuanya dibeban ke Op saja membuat laporan nya tanpa kepsek peduli hal itu,” balas Dian kepada wartawan.
Dian menjelaskan, untuk pengumpulan laporan dana BOS ada tenggang waktu yang telah ditentukan. Terkadang laporan tersebut sampai batas yang ditentukan belum dibuat.
“Kendalanya terkadang kita tanya ke Op atau bendahara kwitansi blm ada. Padahal dana BOS sudah lama cair,” tukasnya.
Sementara terkait adanya pegawai yang baru melahirkan meninggal dunia kata Dian, pihaknya balik menyerang Kepala sekolah (Kepsek).
“Masalah yg meninggal itu dia baru melahirkan disuruh oleh kepseknya membuat laporan,, seharusnya kalau tau baru melahirkan jangan dipaksa utk membuat laporan,” kilah Dian.
Ia juga menepis tudingan yang sampai harus mengantar laporan ke rumahnya. Dian mengatakan bahwa laporan RKA yang mereka antar ke rumahnya karena tak sesuai jadwal yang sudah ditentukan.
“Batas akhir mengantar laporan biasanya terakhir di hari Jumat,, tidak jarang saya sampai malam dikantor sebab laporan mereka baru diantar sorenya,, bahkan menjelang malam.
Dan kenapa mereka bilang hari libur mengantar dan membawa laporan kerumah, itu karena meraka minta waktu saya karena laporan nya belum selesai mereka kerjakan, bahkan waktu saya lah yang tidak ada buat keluarga karena melayani meraka dan dunia pendidikan jadi jangan salahkan saya dong, bener dian panggilan akrab nya.
Oleh karena itu, beberapa Kepsek SDN di Pekanbaru terkonfirmasi ke awak media ini, “Kami minta pecat saja Kabid SD yang terus berkilah dari fakta yang terjadi di lapangan,”pintanya kepada Abdul Jamal Plt Kepala Disdik Pekanbaru.
Saat berita ini diterbitkan! Abdul Jamal masih dalam usaha tahap konfirmasi Awak media.
Sumber: Potret24.com
Editor: Krt