Persatuan Batak Kuansing akan Tampil pada Ivent Pacu Jalur di Kuansing

TERAS RIAU Kuansing– Meneladani Toleransi Budaya, bahwa pacu Jalur merupakan event yang menjadi kebanggaan masyarakat Kuantan Singingi. Sebagai organisasi Persatuan Batak Kuansing (PBK) yang berdomisili di Kabupaten Kuansing, melalui Pemuda PBK akan ikut dalam tradisi pacu jalur di berbagai ivent, baik rayon maupun ivent Nasional.

Seperti dikatakan Ketua umum PBK,“Sikap seperti ini, bertoleransi antar masyarakat berbudaya, sudah menjadi keseharian kami. Jadi sebetulnya bukan sesuatu yang perlu diherankan, karena memang sudah seharusnya begini,” ujar Hardianto Manik, kepada CENTRO, Selasa 26 Juli 2022. Malam WIB.

Setiap
tahun event ini dilaksanakan dan masyarakat menyambut secara antusias. Hal ini ditandai dari
ramainya masyarakat yang hadir dalam perlombaan tersebut. Peran Pemuda Batak Kuansing pun akan tampil di Jalur “Bintang Emas Cahaya Intan” dari Desa Tanjung kecamatan Hulu Kuantan.

“Iya, kami akan ‘Ikuik Bakayuah’ pada jaluar Bintang Emas Cahaya Intan,”ujar Jan Fredy Butarbutar mantan Sekjen PBK Perintis Pemuda Batak dengan membawa logat bahasa Kuansing

“Kita saling bertoleransi tidak hanya saat pada Ivent pacu jalur saja, kita Persatuan Batak Kuansing selalu siap berkontribusi dari segala aspek sosial budaya dan agama serta lain sebagainya,”Terang Hardianto Manik Ketua umum Persatuan Batak Kuansing

Di samping itu, memenangkan
perlombaan ini merupakan suatu kebanggaan bagi masyarakat yang memiliki jalur tersebut.
Perlombaan Pacu Jalur dipersiapkan oleh setiap peserta lomba yang berasal dari desa -desa yang ada di Kabupaten Kuantan Singingi dan daerah lain yang ikut berpartisipasi
dalam perlombaan tersebut.

Jalur merupakan wujud kebudayaan bagi masyarakat Kuantan
Singingi yang diwariskan secara turun temurun. Bagi masyarakat Rantau Kuantan jalur memiliki
makna tersendiri, baik bagi diri pribadi maupun sebagai warga kampung.

Oleh karena itu, Persatuan Batak Kuansing tertarik untuk mengikuti budaya ini.

“Kami lihat, tidak sempurna
suatu kampung jika warganya tidak mempunyai jalur. Tradisi pacu jalur masyarakat Kuantan
Singingi menuntut adanya solidaritas sosial masyarakat, jika ditanya soal kompetisi tentulah kami optimistis menang, heheheheheh” tutup Hardianto Manik kepada CENTRO RIAU.