Pungli di Kota Teluk Kuantan, Pedagang Dipalak, Pelaku Seenaknya Meminta Ratusan Ribu Perbulan

TERAS RIAU Teluk Kuantan – Pungutun yang dilakukan oleh sebuah serikat kepada para pedagang dan pemilik toko di kota Teluk Kuantan dan Taman Jalur Kota Teluk Kuantan telah menimbulkan kegaduhan ditengah masyarakat Kuantan Singingi.

Salah seorang pedagang inisial SS di Taman Jalur mengatakan, dirinya dan para pedagang lainnya merasa resah dan sangat keberatan jika aktivitas dari sekumpulan orang yang diduga pelaku pungli tersebut tidak ditertibkan pihak berwenang.

“Kami sangat resah, para pedagang tidak ada satupun yang yang mendukung dan mau bayar iuran itu, tapi kelompok preman ini terus memaksa dan mengintimidasi kami untuk membayar,” kata SS kepada wartawan, Rabu (16/3/22).

Pihak yang diduga melakukan pungutan liar ini bukan dari pemerintahan atau petugas resmi. Melainkan dari serikat atau ormas. Meminta uang dengan jumlah yang bervariatif.

“Mereka bukan dari pemerintah, warga sekitar sini juga, seperti preman-preman tua sini. Mereka minta dengan jumlah bervariasi perbulan, mulai dari pedagang Rp. 40.000, pemilik ruko Rp. 60.000 dan ada yang Rp. 150.000 perbulan, kan bukti pembayaran ke mereka sudah banyak tersebar di media sosial bang,” jelas SS.

SS menjelaskan, para pedagang dan pemilik ruko di Teluk Kuantan dipaksa, menandatangani surat pernyataan menjadi anggota serikat mereka yang diduga pelaku pungli.

“Kami dipaksa menjadi anggota serikat mereka, dikasih waktu beberapa hari, kalau kami tidak mau, kami akan diusir mereka, memangnya mereka siapa, petugas berwajib bukan, dinas terkait bukan,” jelas SS geram.

SS berharap pihak kepolisian segera menindak para pelaku pungli tanpa harus membuat laporan polisi.

“Kepada siapa kami mengadu lagi pak, kenapa ditempat lain, di kota lain setiap ada pungli polisi pasti gerak cepat menangkap pelaku pungli yang meresahkan, kenapa di Teluk Kuantan malah seperti dibiarkan, buktinya sudah beberapa hari peristiwa ini heboh, tidak ada tindak lanjut, seperti hukum tak ada saja di negeri ini.” Tutup SS dengan wajah kecewa.