Terasriau.com, Pekanbaru – Menyadari tantangan yang dihadapi mahasiswa dalam Revolusi Industri 4.0, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Riau akan menggelar Konferensi bersama mahasiswa International Islamic University di Kampus UIR Pekanbaru.
Konferensi itu lahir dari kesepakatan Presiden BEM UIR Hengky Primana dengan President Students Representatives Council (SPC) IIUM Ahmad Irham bin Dollah dalam lawatannya ke Kuala Lumpur akhir pekan lalu. Di kunjungan itu Hengky didampingi Sekretaris Menteri Pendidikan BEM Rahmayudi.
Hadir juga Wan Harith Iskandar bin Wan Roslan, Secretary General SPC, Ahmad Badri bin Ahmad Borhan, Co Chairperson Pagoh Campus Affairs Secretariat SPC, Ahmad ‘Izzuddin Bin Yunus, Assistant Director Office of The Deputy Rector (Student Development and Community Engagement), dan Amir Nadzim bin Kaharudin, President Mahallah Zubair Al Awwam Representatives Committee.
Menurut Hengky, pembicaraan antara dirinya dengan Presiden SPC berlangsung di Rektory Building dalam suasana akrab, terbuka dan kekeluargaan. Pihaknya dengan SPC, kata Hengky, saling bertukar informasi terkait struktur kelembagaan kemahasiswaan, program kerja, budaya dan tantangan yang dihadapi dalam Revolusi Industri 4.0.
”Kita sepakat menggelar konferensi antara mahasiswa UIR dengan IIUM. Waktunya belum ditentukan, tapi tempat penyelenggaraan di Universitas Islam Riau,” ujar Hengky.
Konferensi akan membahas tantangan yang dihadapi mahasiswa. Lalu mencari jalan keluarnya. Menurut Hengky, revolusi industri tak bisa kita hindari. Akan tetapi harus kita jadikan peluang supaya kita terus berkembang. Ini hanya soal bagaimana kita memanfaatkan potensi menjadi peluang. Bukan sebaliknya menghindar dari tantangan.
”Saya optimis akan ada kesamaan pandang antara mahasiswa UIR dengan IIUM untuk maju bersama di era globalisasi,” imbuh Hengky sepulang dari Kuala Lumpur di Pekanbaru, Sabtu (23/3).
Ditambahkan, SRC IIUM menyambut gembira kedatangan BEM UIR. Bahkan mereka ingin belajar banyak bagaimana pengelolaan organisasi kemahasiswaan di Indonesia termasuk pola gerakannya. Pihaknya, memahami tentang sistem gerakan di Malaysia yang oleh Hengky dinilai tidak seliberal di Indonesia. Tapi ada keinginan kawan-kawan di sana membangun organisasi bercorak trias politika seperti yang kita kembangkan di Universitas Islam Riau.
Ia berharap, konferensi yang sudah disepakati dapat terwujud, dan berhasil melahirkan gagasan-gagasan baru. Tidak saja dalam merumuskan tantangan dalam revolusi industri namun ada program bersama yang dilaksanakan oleh BEM UIR dengan SPC IIUM. Misalnya pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan secara bergantian di Malaysia dan Provinsi Riau.
”Secara informal hasil pertemuan sudah kami sampaikan ke Pak Rektor Syafrinaldi. Beliau menyambut positif. Tundak lanjutnya akan kami bahas dengan Pak Wakil Rektor III yang membidangi kemahasiswaan,” ujar Hengky.*
(Rls/red)