Ustadz Ismail Akzam, M.A. : Perjuangan dan Pengorbanan Menuntut Ilmu

Opini, Pendidikan3086 Views

Terasriau.com – Sebuah ungkapan syair yang diambil dari matan hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di dalam Shahih Muslim yang penuh hikmah dan mendalam:

هل أنت إلا أصبع دميت وفي سبيل الله ما لقيت
Tidaklah engkau kecuali jemari yg (hanya) terluka
Dan apa yang menimpamu adalah di jalan Allah
فاصبر قليلا فإنما هي ساعة
فإذا أصبت ففي رضا الرحمن
Maka bersabarlah sedikit (sebentar) karena ia hanya sesaat..
Jikapun engkau ditimpa musibah maka itu dalam ridha Yang Maha Penyayang

Apa hubungan ungkapan ini dengan menuntut ilmu? Hubungan ungkapan ini dengan menuntut ilmu sangat erat. Kehidupan manusia senantiasa ada perjuangan dan pengorbanan. Perjuangan dan pengorbanan itu memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Menuntut ilmu merupakan perjuangan dan pengorbanan yang kuat dan tinggi. Karena menuntut ilmu itu mulai lahir sampai liang lahat seperti ucapan Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullahu Ta’ala yang menjawab pertanyaan muridnya. Kapan rehat itu wahai Syaikhku? Rehat itu ketika aku sudah berada di dalam syurga-Nya. Bersama tinta ini sampai masuk kubur aku terus menuntut ilmu. Masya Allah ucapan beliau Rahimahullah yang menakjubkan dan memberi arti hakikat hidup ini.

Perjuangan dan pengorbanan itu jika masuk ke dalam jiwanya akan membuat apapun rintangan dan hambatan perjalanan hidup menuntut ilmu akan dihadapinya dengan tegar dan sabar. Kepahitan menuntut ilmu lebih pahit dari pada persoalan hidup yang lainnya. Sebagai penuntut ilmu berinteraksi dengan karakter guru, ustadz atau dosennya dengan tugas yang terus-menerus. Tugas itu melatih penuntut ilmu dengan tingkat kesulitan yang bermacam-macam.

Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri Rahimahullahu Ta’ala melakukan perjalanan kepastian perawi hadits sampai kencing berdarah. Imam Bukhari Rahimahullahu Ta’ala melakukan perjalanan yang sangat jauh pada waktu itu belum ada pesawat dari Bukhara menuju Syam kemudian Yaman terus Makkah ke Madinah lalu ke Kufah dan Bashrah. Perjalanan yang cukup jauh dan melelahkan yang apabila orang sekarang melakukannnya pasti tidak akan dapat menempuhnya. Banyak lagi perjuangan dan pengorbanan menuntut ilmu ulama’-ulama’ terdahulu yang didengar, dibaca, dan dijadikan ibrah bagi orang-orang sekarang adalah sesuatu yang sangat berat dan menakjubkan. Wahai penuntut ilmu hayatilah apa yang telah berlaku pada ulama’-ulama’ terdahulu. Membaca sirah-sirah (sejarah) mereka yang merupakan ibrah siapa yang mau mengambil ibrah.

Kondisi generasi Islam di era milenial revolusi industri 4.0 yang serba digital yang sebenarnya memudahkan siapa saja yang memanfaatkan teknologi dan komputerisasi untuk menuntut ilmu dan memahami pelajaran-pelajaran yang terhidangkan dengan menu beraneka ragam. Tetapi masih kurang kualitas ilmunya, masih malas-malasan, masih tidak sadar akan bermanfaatnya ilmu bagi dirinya, masih tidak belajar setiap harinya, masih… dan masih.. dimana orang-orang selain Islam belajar dengan gigih dan tekun. Menciptakan teknologi dan inovasi yang baru. Ekonomi yang berkembang dan maju. Riset-riset yang kreatif, reformasi, dan revolusi terjadi di kehidupan mereka. Walaupun sebagian mereka hura-hura dengan kehidupannya untuk mengelabui generasi Islam yang belum tersadar akan propaganda dan konspirasinya. Justru malah perselisihan dan perpecahan yang tampak menguat di tubuh Islam karena tidak kembali kepada petunjuk dan hidayah-Nya Rabbul ‘Alami:n Izzah wa Jalalah.

Perjuangan dan pengorbanan adalah hal yang mesti ada pada diri generasi Islam. Jangan terbuai dengan kemaksiatan yang membinasakan yang datang menerjang dari setiap arah. Datang dari jiwanya sendiri, keluarga, tetangga, teman-teman, bahkan datang menerkam dari internet yang telah menjadi keperluan pokoknya di era milenial sekarang ini. Allahul Musta’an wa ‘Alaihit Tuklan.

Menuntut ilmu memudahkannnya menuju jalan syurga apapun rintangan dan tantangan yang dihadapinya baik dari segi ekonomi yang lemah maupun segi jiwa yang telah dipengaruhi berbagai propaganda dan konspirasi musuh-musuh Islam.

Selain menuntut ilmu adalah perjuangan dan pengorbanan setiap insan yang mendambakan syurga-Nya, tak lupa memperbaiki akhlaknya. Akhlak yang mulia yang menjadi tujuan dakwah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk menyempurnakan akhlak yang mulia dimana di era milenial sekarang ini sudah tampak generasi-generasi muda tak punya akhlak yang mulia. Tak sabar dengan guru, ustadz, atau dosennya. Tak sabar dengan masa-masa studi sekolahnya dan kuliahnya, tak sabar.. tak sabar.. Wal’iyadzubillah.

Perjuangan dan pengorbanan mesti ada bagian kesadaran jiwa dan hidupnya setiap insan yang mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Semoga Allah Ta’ala memudahkan kita dalam menjalani kehidupan menuntut ilmu yang merupakan perjuangan dan pengorbanan bagi insan yang beriman dan bertakwa kepada Allah Jalla wa ‘Ala. Aamiin.

Penulis : Ustadz Ismail Akzam, M.A.(Dosen Pendidikan Bahasa Arab UIR dan Mahasiswa S3 ARABIC LINGUISTIC STUDIES IIUM MALAYSIA)