PEKANBARU, (terasriau.com) – Jika Allah telah berkenan, apapun yang dikehendaki dan pada siapapun semuanya akan terjadi karena Allah Maha Pemurah Lagi Maha Kuasa atas segalanya.
Demikian juga halnya yang berlaku pada Muslihatuddina, putri ketujuh Farida Salim itu, Allah takdirkan menjadi penghafal Al Quran meski di tengah kesibukannya kuliah di Fakultas Agama Islam Universitas Islam Riau.
“Alhamdulillah, dalam jangka waktu sebelas bulan Allah izinkan saya untuk menghafal Al Quran,” sebut mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab FAI UIR itu menjawab datariau.com, Ahad (16/12/2018).
Menurut Dina -sapaan akrab Muslihatuddina- kekuatan dan dukungan terbesar datang dari dalam diri sendiri setelah Allah menitipkan hidayah pada hamba-Nya, maka apapun dan siapapun dia jika Allah sudah berkehendak bisa terjadi.
“Niat, karena ada niat bisa sampai, Insya Allah. Bisa menghafal Al Quran berkat niat yang kuat dan yakin pada Allah. Apapun yang diniatkan karena Allah insya Allah akan dipermudah,” papar mahasiswa semester 1 itu.
Dina mengaku mulai tertarik menghafal Al Quran setelah menyimak pembacaan Al Quran, lalu Allah berikan hidayah serta kekuatan hingga bisa menghafal Al Quran.
“Awalnya saya sering dengerin murothal, saat itu terlintas dalam benak saya ingin seperti mereka yang hafal Al Quran. Kemudian saya terus kuatkan niat dan bicara di depan cermin saya yakin saya bisa seperti mereka. Saya berniat, akhirnya setelah tamat MA, Alhamdulillah Allah izinkan,” terang Hafidzah kelahiran Sijunjung 8 November 1998 itu.
Sebagai peserta Wisuda Akbar Rumah Quran Al Yusra Pekanbaru yang dilaksanakan pada Jumat (14/12/2018) di Grand Suka Hotel, ia berpesan kepada para penghafal Al Quran atau yang mau menghafal Al Quran, pertama yang harus dilakukan luruskan niat karena Allah, jadilah seorang yang selalu taat kepada Allah, mintalah doa dari orang tua, yakin pada Allah, Al Quran adalah kerja hati, bukan kerja otak.
“Senantiasa membersihkan hati, jangan lupa muroja’ah, dimanapun dan kapan pun dan manfaatkanlah waktu untuk mentadaburi Al Quran,” katanya.
Di akhir wawancara, Dina sempat melantunkan hafalan Al Quran surah Qaf dari ayat 1 sampai ayat 15 kepada datariau.com secara fasih tanpa tersalah.
Hal sama juga diungkapkan Ade Noviyanti Hafidzah yang telah diwisuda tiga tahun lalu, menuturkan menghafal Al Quran itu bukan kerja otak tapi kerja hati. Jika hati baik, maka menghafal Al Quran akan dimudahkan Allah karena ayat-ayat Quran itu milik Allah.
“Harus bersihkan hati, sebelum menghafal, kita harus memperbaiki dulu bacaan kita. Perbaiki makhorijul hurufnya. Makanya kita harus belajar tahsin,” papar peraih Juara 3 MTQ Tingkat Provinsi itu.
Ade mengaku sangat sulit menjaga hafalan karena kendalanya tetap di hati, kalau hati tenang, mudah. Tapi, kalau hati tidak tenang misalnya banyak pikiran, maka hafalannya akan sulit masuk.
Putri kedua Dawami itu menuturkan, kalau misalnya hafalan yang telah dihafal tiba-tiba lupa, bisa jadi ada maksiat hati yang dilakukan. Atau ada dosa kecil yang telah dilakukan.
“Yang penting dalam menghafal itu harus fokus karena fokus itu cinta. Buang jauh hal-hal yang tidak perlu dipikirkan saat menghafal Al Quran. Hadirkan hatimu dan sertakan Allah dalam setiap keadaanmu. Minta terus kepada Allah agar dimudahkan, jangan lupa niatnya harus dijaga. Tetap untuk meraih ridho Allah. Hanya untuk Allah. Bukan untuk hal-hal yang lain,” sebut Hafidzah kelahiran Jakarta, 16 November 1997 itu. (rls)