Pekanbaru, (Terasriau.com) — Arus globalisasi yang merambah ke Indonesia sudah tak terbendung lagi. Perkembangan tekhnologi yang makin canggih, mengharuskan kita memasuki era revolusi industri 4.0 yang menekankan pada pola digital economy, artificial intelligency, big data dan lain-lain yang dikenal dengan istilah disruptive innovation.
Perguruan tinggi juga dituntut mengubah paradigma agar mampu melahirkan lulusan bermasa depan dan dosen yang berkualitas. Menyadari derasnya arus perubahan itu Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Islam Riau mentaja Seminar World Class University dan Workshop Publikasi Karya Ilmiah International.
Kegiatan yang berlangsung di Gedung Rektorat UIR Jalan Kaharuddin Nasution Pekanbaru, Senin siang hingga sore (10/12) itu menghadirkan pembicara Prof Dr Luiz Moutinho dari Suffolk University Inggris. Acara ini berlangsung dalam dua sesi. Sesi pagi jelang siang untuk dosen, sesi siang ke sore buat mahasiswa. Diantara dosen yang hadir Dekan Fakultas Pertanian Dr Ir Ujang Paman, Dekan Fakultas Teknik Ir Abdul Kudus dan Husnu Abadi, SH, MHum, PhD dari Fakultas Hukum.
Kepala LPPM Dr Evizal Abdul Kadir, ST, MEng menyatakan, seminar pertama world class universiry ini membahas tantangan dan persiapan sebuah universitas menghadapi era industri 4.0. Di acara ini sekaligus dipresentasikan tentang publikasi karya ilmiah. ”Bagaimana teknik penulisan, seperti apa trik mengirim artikel agar diterima pada jurnal terindeks scopus. Termasuk masalah kebaharuan pada tema-tema penulisan artikel’,” kata Evizal didampingi Sekretaris LPPM Dr Hj Zetriuslita, SPd, MSi seperti disampaikan Kabag Humas UIR Syafriadi kepada wartawan.
Pada sesi siang jelang sore, lanjut Evizal, Prof Luiz, mempresentasikan pemikirannya terkait perkembangan tekhnologi yang tiada henti atau unstopable future technology. Sesi ini, sukses menyedot perhatian mahasiswa karena tak kurang lebih dari 200 mahasiswa memadati auditorium UIR.
”Seiring perkembangan teknologi semua pekerjaan dilakukan oleh mesin tak terkecuali di dunia pendidikan. Diperkirakan tahun 2030 sekitar 2 milyar pekerjaan hilang dan digantikan oleh mesin serta robot,” kata Evizal mengutip pemikiran Prof. Luiz.*