Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 2 Miliar

Technology10 Views

HARGA Bitcoin kembali menciptakan rekor terbaru. Pada Kamis, 14 Agustus 2025, aset kripto terbesar di dunia ini melewati angka USD 124.000 atau sekitar Rp 2,01 miliar, mengungguli rekor sebelumnya yang tercatat pada pertengahan Juli lalu.

Menurut data Coinbase melalui TradingView, Bitcoin pernah mencapai level tertinggi sebesar USD 124.450 (Rp 2,01 miliar) sebelum akhirnya mengalami penurunan ke kisaran USD 121.670 (Rp 1,97 miliar). Meskipun terjadi pengurangan harga, para pakar berpendapat bahwa kenaikan Bitcoin masih memiliki peluang untuk terus berlangsung.

Pemimpin perusahaan BitBull Capital, Joe DiPasquale, mengatakan bahwa kenaikan harga Bitcoin disebabkan oleh beberapa faktor utama. “Aliran dana yang masuk ke ETF Bitcoin, peningkatan adopsi dari institusi, serta kondisi makro yang mendukung dengan kemungkinan pengurangan suku bunga menjadi pemicu utama naiknya harga ini,” katanya, seperti dilaporkan.Forbes.

Ia menyampaikan, setelah Bitcoin melampaui tingkat resistensi sebelumnya, para pedagang momentum mulai masuk dan mempercepat kenaikan harga.

Pandangan serupa diungkapkan oleh Tim Enneking, Managing Partner Psalion. Ia menganggap pencapaian rekor ini baru saja dimulai. “Sifat dasar pasar Bitcoin sedang mengalami perubahan besar. Banyak perusahaan, negara, bahkan investor besar mulai menyimpan Bitcoin sebagai aset yang bernilai,” katanya.

Menurut Enneking, hampir seluruh pihak kini sepakat bahwa Bitcoin telah berkembang menjadi aset penyimpan nilai (store of value) yang sempurna, dengan pasokan terbatas, tidak dimiliki oleh pihak tertentu, mudah dipindahkan, serta semakin diminati oleh investor institusi.

Selain Bitcoin, mata uang kripto yang berada di posisi kedua terbesar, Ethereum (ETH), juga menunjukkan peningkatan yang positif. ETH meningkat hingga mencapai USD 4.750 (Rp 76,9 juta), mendekati rekor tertinggi yang pernah dicatatkan pada tahun 2021.

Dilansir dari Investing, beberapa altcoin Selain XRP, Solana, Cardano, serta Dogecoin, mengalami kenaikan kecil. Kondisi ini menunjukkan bahwa penguatan kripto kali ini tidak hanya terpusat pada Bitcoin, tetapi juga melibatkan pasar yang lebih luas.

CEO platform riset kripto DYOR Ben Kurland menganggap tren ini menunjukkan bahwa pasarkripto sudah lebih dewasa dibandingkan periode sebelumnya. “Sekarang kita melihat adopsi institusi yang nyata dan integrasi dalam dunia nyata. Pergerakan ini lebih bersifat validasi, bukan sekadar antusiasme,” katanya.

Dilansir dari The Manila Times, kenaikan harga Bitcoin juga dipengaruhi oleh perubahan aturan di Amerika Serikat selama pemerintahan Presiden Donald Trump. Pemerintah AS dikabarkan mulai menghilangkan pembatasan yang sebelumnya menghambat bank dalam bekerja sama dengan perusahaan kripto.

Selain itu, beberapa perusahaan besar seperti Trump Media Group dan Tesla yang dimiliki Elon Musk dilaporkan meningkatkan jumlah kepemilikan Bitcoin, sehingga memperkuat keyakinan pasar.

Analis pasar senior XS.comSamer Hasn menganggap tindakan ini membuat lingkungan kripto semakin mendukung. “Pasaran kripto saat ini sedang menikmati dasar yang sangat mendukung,” katanya.

Namun, beberapa indikator teknis menunjukkan tanda-tanda peringatan. Dilaporkan dariCointelegraph, beberapa analis menganggap Bitcoin mungkin mengalami penurunan sementara setelah mencapai titik tertinggi. Indikator Relative Strength Index (RSI) menunjukkan kondisioverbought, sementara pola grafik rising wedge biasanya mendahului penurunan harga.

Namun, data on-chain dari CryptoQuant menunjukkan bahwa pasar Bitcoin belum mengalami kelebihan pembelian seperti pada puncak sebelumnya. Tingkat pengambilan keuntungan oleh investor jangka pendek masih rendah, sehingga peluang peningkatan lebih lanjut masih terbuka.

Banyak pakar menganggap Bitcoin masih memiliki peluang untuk melonjak lebih tinggi, dengan sebagian dari mereka memprediksi kemungkinan mencapai angka USD 187.000 (Rp 3,03 miliar) dalam beberapa bulan ke depan.

Leave a Reply