Stetoskop AI dan Kemirich Gold Tampil di Pameran Inovasi Antar-Kampus

Tekno1 Views

BERBAGAI inovasidari universitas ditampilkan dalam Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 di Sasana Budaya Ganesa, Kampus Institut Teknologi Bandung atauITB, pada 7-9 Agustus. Di antaranya adalah inovasi medis Dub-Dub Mini EKG dan Hik-Hik Stetoskop Digital, keduanya menggunakan teknologi AI.

MiniEKG dan stetoskop digital itu adalah inovasi milik Kepala Program Studi Biomedical Engineering di Swiss German University, Aulia Arif Iskandar. Dia menciptakannya karena mengaku prihatin terhadap akses terbatas masyarakat terhadap deteksi dini penyakit jantung dan paru-paru.

“Ia mengembangkan solusi cerdas yang portabel, terjangkau, dan menggunakan teknologi terbaru,” katanya dalam keterangan tertulis yang dirilis Swiss German University pada Jumat, 8 Agustus 2025.

Dub-Dub Mini EKG adalah perangkat elektrokardiogram satu saluran yang diklaim mampu mengidentifikasi ritme jantung yang tidak normal secarareal-timedan mengirimkan informasi ke aplikasi ponsel melalui teknologi Bluetooth. Aplikasi ini dilengkapi dengan fituremergency alertdan konsultasi jarak jauh, memberikan akses yang lebih cepat dan terjamin bagi pasien dalam penanganan awal.

Stetoskop digital berbasis kecerdasan buatan, Hik-Hik, dirancang untuk menganalisis suara paru-paru, bukan hanya sekadar mendengarkannya. Dengan memanfaatkanmachine learning, stetoskop ini mampu mengidentifikasi penyakit paru berdasarkan pola suara pernapasan yang tercatat, menjadikannya sebagai alat bantu diagnostik digital bagi tenaga kesehatan.

Menurut keterangan dari Swiss German University, kedua inovasi dari Aulia itu telah memperoleh penghargaan dari Kementerian Kesehatan, termasuk sebagai alat terbaik ke-2 kategori inovasi alat kesehatan pada 2019 dan Produk Riset Alkes Unggulan Pertama 2024.

Selain inovasi dalam bidang kesehatan, Swiss German University juga menghadirkan perkembangan terbaru dalam pengolahan Kemirich Gold. Minyak tumbuhan yang dihasilkan dari bahan dasar kemiri ini bisa menjadi salah satu pilihan minyak sehat, dan merupakan karya dari Dekan Fakultas Life Sciences and Technology, Hery Sutanto.

Menurut Hery, Indonesia memiliki kekayaan hayati yang luar biasa. “Kemiri merupakan tanaman lokal yang terjangkau, melimpah, dan selama ini hanya dianggap sebagai bahan pelengkap dapur. Padahal, jika diolah dengan tepat, kandungan gizinya mampu bersaing dengan minyak nabati impor,” katanya dalam pernyataan tertulis yang sama.

Diterangkan, Kemirich Gold mengandung Omega 3, Omega 6, Omega 9, DHA, EPA, LA, dan Vitamin E, yang secara ilmiah terbukti bermanfaat untuk kesehatan jantung orang dewasa. Selain juga mendukung pertumbuhan balita dan anak-anak.

Telah mengantongi sertifikasi halal dan izin edar dari BPOM RI, penelitian Kemirich Gold dianggap kontribusi nyata dalam memaksimalkan kemampuan pangan lokal untuk menjaga ketahanan pangan nasional serta menggantikan produk yang diimpor.

Rektor Swiss German University, Samuel P. Kusumocahyo, menyampaikan rasa apresiasi yang tinggi terhadap prestasi dua dosen tersebut. “Inovasi yang dihasilkan oleh Dr. Hery dan Pak Aulia menunjukkan bahwa penelitian di universitas tidak hanya bertujuan untuk jurnal, tetapi juga mampu menjawab tantangan nyata yang dihadapi masyarakat,” ujarnya.

Samuel menganggap bahwa Hery dan Aulia Arif memiliki kesamaan satu hal, yaitu semangat yang kuat dalam menjawab permasalahan bangsa melalui ilmu pengetahuan. Karya-karya mereka telah melewati batas akademis dan mulai memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Namun, Aulia mengakui tujuan utamanya bukan hanya mengembangkan teknologi canggih. Ia menekankan bahwa yang ingin dicapainya adalah menciptakan teknologi yang bermanfaat dan dapat diakses oleh masyarakat luas, “terutama di daerah yang memiliki keterbatasan akses layanan kesehatan.”

Aneka Inovasi dari Kampus

Dilaporkan dari artikel di situs Kementerian Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi, secara keseluruhan terdapat lebih dari 400 hasil penelitian andalan dari universitas, kementerian, serta sektor industri dipamerkan dalam KSTI 2025. Pameran yang berlangsung selama tiga hari ini ditutup hari ini, Sabtu 9 Agustus 2025.

Di antaranya adalah Ruang Penyimpanan Buah karya tuan rumah. Inovasi ini merupakan tempat penyimpanan buah yang memanfaatkan teknologi nano untuk memperlambat proses pematangan.

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya memperkenalkan inovasi berupa alat pengukuran yang tidak menyerang, yakni IHEART (alat pengukur kadar darah), ICHOL (alat pengukur kadar kolesterol), dan IGLUCO (alat pengukur kadar gula darah).

Prototipe kendaraan otonom AVA pada pameran teknologi dan inovasi Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) di Bandung, Jawa Barat, 7 Agustus 2025. Kendaraan listrik yang sepenuhnya otonom ini dapat menjadi solusi ramah lingkungan dengan biaya rendah untuk mendukung transportasi massal, logistik, industri, dan pariwisata. Tempo/Prima Mulia

Di bidang pangan, IPB University menciptakan berbagai inovasi mulai dari benih padi varietas 9G, 11S, hingga 15S, serta benih jagung. Salah satu produk olahan dari benih jagung ini adalah beras analog atau beras tiruan yang memiliki indeks glikemik rendah, sehingga cocok dikonsumsi oleh penderita diabetes.

Seorang perwakilan di sektor maritim berasal dari Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS). Inovasi yang ditawarkan memperkenalkan sebuah inovasi bernama Remotely Surface Vehicle for Water Monitoring Automation System (RSV Emas).

Produk ini dibuat khusus untuk digunakan dalam tambak udang. Alat ini mampu beroperasi secara otomatis untuk mengukur kedalaman lumpur, pH, suhu, dan tingkat garam air, sehingga diharapkan udang yang dihasilkan lebih sehat dan produktivitasnya meningkat.

Selain itu juga terdapat Game Based Assesment yang berasal dari Universitas Indonesia (UI). Inovasi ini merupakan cara penilaian yang memanfaatkan unsur permainan untuk mengevaluasi kemampuan, keterampilan, atau sifat psikologis seseorang.

Leave a Reply