Trump Beri Peringatan Keras pada Perusahaan Teknologi AS: Hentikan Rekrutmen di Tiongkok

Otomotif11 Views

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali membuat pernyataan yang memicu kontroversi. Kali ini, ia mengingatkan perusahaan teknologi asal Amerika yang beroperasi di luar negeri untuk berhenti membuka peluang kerja di India dan Tiongkok, serta lebih fokus pada tenaga kerja dalam negeri.

Di dalam pidatinya pada sebuah forum kecerdasan buatan (Artificial IntelligenceDi New York, Trump menyampaikan tuntutan untuk mengakhiri apa yang ia sebut sebagai “globalisme ekstrem”. Ia mendorong lahirnya “semangat patriotisme dan kesetiaan nasional baru, khususnya di Silicon Valley serta sekitarnya,” guna membantu Amerika Serikat unggul dalam persaingan global terkait AI.

“Perusahaan teknologi besar kita selama ini menikmati kebebasan yang diberikan Amerika, tetapi justru membangun pabrik di Tiongkok, merekrut tenaga kerja dari India, dan menghindari pajak melalui Irlandia… Namun di bawah Presiden Trump, masa itu telah berakhir,” katanya.

AS Mulai Perlombaan AI

Pernyataan Trump muncul beberapa minggu setelah ia secara tidak langsung meminta Apple dan Tesla untuk menurunkan tingkat produksi mereka di India. Perusahaan teknologi Amerika tersebut membuka pabrik di luar negeri karena tarif pajak yang dikenakan oleh AS terlalu mahal.

Meskipun forum yang dihadiri Trump kali ini sebenarnya membahas isu kecerdasan buatan, pesannya jauh melebihi topik tersebut. Ia menekankan bahwa seluruh perusahaan Amerika Serikat seharusnya menghentikan perekrutan tenaga kerja asing, sebagai wujud semangat nasionalisme.

“Amerika adalah negara yang memulai persaingan dalam AI, dan sebagai Presiden AS, saya hadir di sini hari ini untuk menyatakan bahwa Amerika akan menang,” kata Trump dengan penuh keyakinan, pada Rabu (23/7).

kemudian menandatangani tiga perintah eksekutif untuk menaikkan anggaran pengembangan kecerdasan buatan. Tindakan ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran di Washington setelah Tiongkok menunjukkan kemajuan yang luar biasa dalam bidang AI. Banyak analis menyebutnya sebagai momen Sputnik baru, merujuk pada masa ketika Uni Soviet unggul dalam perlombaan antariksa dan memicu perubahan besar di Amerika Serikat. Trump berjanji hal itu tidak akan terjadi lagi.

Meskipun demikian, retorika anti-globalisasi Trump mendapat respons yang dingin dari industri teknologi. Hal ini karena globalisasi dianggap sudah tidak mungkin dibalikkan lagi, terutama karena rantai pasok teknologi kini telah terjalin lintas negara.

Perusahaan raksasa seperti Google, Microsoft, dan IBM, yang semuanya dipimpin oleh CEO dari India, memiliki kegiatan besar di negara ini dan melihat India sebagai pasar yang sangat strategis.

Berdasarkan laporan dari American Chamber of Commerce di India, perusahaan-perusahaan Amerika Serikat telah menciptakan kesempatan kerja yang memberikan manfaat bagi lebih dari 5 juta penduduk di negara tersebut. Sampai tahun 2024, terdapat sekitar 1.800 kantor perusahaan asing di India, dengan sebagian besar berasal dari Amerika Serikat. Jumlah tenaga kerja yang bekerja di perusahaan-perusahaan ini hampir mencapai dua juta orang.

Perusahaan besar seperti IBM, Microsoft, Google, Amazon, dan Dell dikenal memiliki kantor cabang serta jumlah pegawai yang besar di India. Mereka memanfaatkan sumber daya manusia dan keahlian yang relatif langka di Amerika Serikat, meskipun narasi yang disampaikan Trump seolah-olah mengatakan sebaliknya.

Leave a Reply