10drama.com –, Jakarta– Badan Kesehatan Dunia (WHO) menggarisbawahi kasus gigitan – WHO menyoroti isu terkait gigitan – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperhatikan kasus gigitan – WHO memberi perhatian khusus pada kasus gigitan – Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengangkat isu gigitan sebagai perhatian utamaularberacun sebagai krisis yang tersembunyi (the hidden crisis). Menurut laporan WHOyang diluncurkan pada tahun 2024, setiap tahun, sekitar 5,4 juta orang terkena gigitan ular di seluruh dunia, menyebabkan lebih dari 80 ribu kematian. Gigitan ular juga mengakibatkan lebih dari 240 ribu korban mengalami disabilitas seumur hidup setiap tahun dengan jumlah kejadian sebanyak 27 korban baru setiap jam.
Di Indonesia, beberapa kejadian gigitan ular berbisa berujung pada kematian. Baru-baru ini di Pekalongan, seorang anak berusia 12 tahun meninggal setelah digigit ular.ular weling.
1. Pekalongan
Rafa, seorang anak laki-laki berusia 12 tahun, meninggal akibat gigitan ular weling. Pada hari Minggu, 20 Juli 2025, ia menghembuskan napas terakhir di RSUP Dr. Kariadi, Semarang, setelah menjalani perawatan intensif. Rafa digigit ular di rumahnya pada hari Senin, 16 Juni 2025. Seperti yang dilaporkan Antara, Senin, 21 Juli 2025, setelah terkena gigitan ular weling, anak tersebut segera dibawa ke RSUD Kajen.
Namun, keadaannya semakin memburuk hingga akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Pekajangan. Ia kemudian dipindahkan ke RSUP Dr. Kariadi Semarang pada 9 Juli 2025. Setelah menjalani perawatan intensif dan dalam kondisi koma selama hampir sebulan, Rafa meninggal pada hari Minggu, 20 Juli 2025.
2. Lebak
Laporan AntaraPada 9 Mei 2025, dua penduduk Badui di Lebak, Banten, meninggal setelah tergigit ular tanah. Sebanyak 26 penduduk lainnya juga menjadi korban gigitan ular yang sama dalam jangka waktu yang dekat.
Menurut Ketua Sahabat Relawan Indonesia (SRI) Muhammad Arif Kirdiat, tingginya jumlah kasus ini berkaitan dengan kegiatan masyarakat Badui yang membuka lahan pertanian di kawasan hutan. “Kasus gigitan ular di kalangan masyarakat Badui terjadi hampir setiap bulan,” ujarnya.
Pada bulan Maret 2025, Santini yang berusia 50 tahun meninggal dunia setelah tergigit ular tanah. Menurut Arif, kematian korban diduga kuat disebabkan oleh penanganan yang terlambat. Untuk sampai ke rumah sakit rujukan (RSUD Banten), warga harus membawa Santini menggunakan kain dan berjalan kaki sejauh sekitar 80 kilometer.
3. Sukabumi
Seorang anak berusia tiga tahun di Sukabumi meninggal pada hari Minggu, 12 Mei 2024, dini hari. Ia meninggal setelah tergigit ular jenis welang di kamarnya. Kejadian dimulai sekitar pukul 01.40 WIB ketika anak tersebut bangun karena merasa sakit di kakinya. Tak lama kemudian, korban kembali terbangun dan mengeluh mual hingga muntah.
Sumber masalah baru diketahui setelah ibu korban menemukan seekor ular welang di sudut kamar. Korban dibawa ke RSUD R. Syamsudin SH pada pukul 02.00 WIB. Namun, nyawa balita tersebut tidak bisa diselamatkan dan dinyatakan meninggal sekitar setengah jam setelah tiba di rumah sakit.
4. Tangerang
Anak berusia empat tahun meninggal setelah tergigit ular kobra di rumahnya di Desa Gempol Sari, Kabupaten Tangerang, Banten padaSenin, 22 Januari 2024, sebagaimana dilaporkan Antara. Ia terkena gigitan ular saat sedang bermain di dalam rumahnya. Iatergigit ular di lengan setelah memasukkan tangannya ke dalam lubang di rumahnya yang belum selesai diplester.
Setelah orang tua mengetahui hal tersebut, korban segera dibawa ke rumah sakit terdekat guna mendapatkan perawatan, tetapi tidak berhasil diselamatkan.
5. Tangerang
Seorang anggota satpam di Cluster Michelia Gading Serpong meninggal beberapa jam setelah terkena gigitan ular welang, pada hari Selasa, 20 Agustus 2019. Saat itu, Iskandar, satpam yang digigit ular, berusaha menangkap hewan melata beracun tersebut menggunakan alat seadanya setelah warga perumahan memanggilnya.
Iskandar berusaha menangkap ular dengan menggunakan gagang sapu lidi. Kepala ular terjepit oleh gagang sapu tersebut. Sebelum berhasil menggenggam kepala ular, jari telunjuknya telah tergigit terlebih dahulu. Ia merasakan sakit dan segera dibawa ke Rumah Sakit Bethsaida. Namun, rumah sakit tersebut tidak memiliki serum antiracun. Akhirnya, ia dibawa ke Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang. Pada hari Rabu pagi, tanggal 21 Agustus 2019 pukul 04.30 WIB, Iskandar meninggal dunia.
M. Khory Alfarizi membantu dalam penulisan artikel ini