Pabrik Kelapa Sawit di Kuantan Mudik Mengecewakan Masyarakat, Mahasiswa Bersuara!

Pabrik Kelapa Sawit di Kuantan Mudik Mengecewakan Masyarakat, Mahasiswa Bersuara!

TERAS RIAU Kuantan Mudik, 15 April 2024 – Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di wilayah kecamatan Kuantan Mudik terus bertambah. Pembangunan pabrik kelapa sawit (PKS) di Kecamatan Kuantan Mudik seharusnya menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat dan mahasiswa setempat, terutama bagi yang menganggur. Namun, kenyataannya, keberadaan sejumlah PT yang bergerak di bidang industry kelapa sawit ini tidak memberikan kontribusi yang berarti. Sebagaimana yang terjadi hari ini, perusahan perusahan ini dianggap tidak memberikan kontribusi apa pun terhadap masyarakat dan mahasiswa yang ada di kecamatan kuantan mudik.

Beberapa pabrik kelapa sawit di Kuantan Mudik antara lain PT. Bukit Kuansing Permai (BKP) yang baru saja diresmikan oleh Bupati Kuantan Singingi H. Suhardiman Amby MM dan komisarisnya, Dedi Handoko Alimin. Selain itu, PT. Tri Bakti Sarimas (TBS) yang sebelumnya beroperasi, kini telah berpindah tangan melalui proses lelang yang dilakukan Bank BRI kepada PT. Karya Tama Bakti Mulya, anak perusahaan Surya Dumai Group.

Dalam upaya merespon suara ketidakpuasan masyarakat, Para aktivis mahasiswa Kuantan Mudik telah mengambil langkah berani dalam mengekspresikan ketidakpuasan masyarakat terhadap kontribusi sosial dan ekonomi Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di wilayah mereka. Dengan memasang spanduk kritikan di beberapa titik di Pasar Lubuk Jambi, para aktivis ini berusaha memperjuangkan hak-hak masyarakat setempat yang belum terpenuhi oleh perusahaan-perusahaan PKS yang beroperasi di Kecamatan Kuantan Mudik.

Langkah ini terjadi sebagai bagian dari inisiatif yang digagas oleh para aktivis yang sedang melakukan “mudik” Lebaran ke kampung halaman mereka. Dalam perjalanan kembali ke kampung halaman, mereka menyaksikan langsung realitas yang dialami oleh masyarakat Kuantan Mudik, termasuk dampak dari aktivitas PKS yang seharusnya memberikan manfaat bagi masyarakat setempat.

Spanduk kritikan yang dipasang oleh para aktivis ini mendapat respon positif dari masyarakat Kecamatan Kuantan Mudik. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakpuasan terhadap kontribusi PKS bukan hanya menjadi isu para aktivis, tetapi juga menjadi perhatian masyarakat luas. Dengan dukungan ini, diharapkan bahwa tindakan para aktivis dapat menjadi pemacu untuk meningkatkan kesadaran dan responsabilitas perusahaan-perusahaan PKS terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar.

Meskipun demikian, hingga saat ini belum ada tindak lanjut konkret dari pihak terkait untuk meningkatkan kontribusi sosial dan ekonomi PKS terhadap masyarakat setempat. Hal ini menunjukkan bahwa masih dibutuhkan upaya lebih lanjut untuk mendorong perusahaan-perusahaan PKS agar lebih responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi masyarakat setempat.***R