Harga Pupuk Melonjak, Program Riau Bertani di Tebing Tinggi Simandolak tetap Berlanjut

Tebing Tinggi Simandolak-Ditengah Pandemi Covid-19 saat ini, tak menyurutkan semangat petani padi di Desa Tebing Tinggi Simandolak kecamatan Benai untuk terus berproduksi. Hasilnya, sejak menggunakan pupuk kompos untuk kegiatan IP 200, desa ini sudah mampu swasembada pangan bahkan menjadi salah satu desa yang menjadi lumbung padi di Kabupaten Kuansing. Semua itu tidak luput dari pupuk kompos dari BUMDes desa tersebut.

“Selain produksi pupuk kompos, BUMDes Harapan Makmur juga mampu menampung hasil panen padi petani, salah satunya guna memenuhi kebutuhan beras program BPNT untuk kecamatan Benai, dengan harga yang cukup bersaing,”Jelas Anriaman yang biasa disapa Aan.

“Kedepan Bumdes juga berkeinginan untuk mengemas produk yang sudah dihasilkan ini dengan merek tertentu. Karena kita telah memiliki sertifikat uji mutu,”ujar Dirut BUMDes Andi Wibowo di kantor desa Tebing Tinggi Simandolak jalan lintas Kuansing-Inhu, pada Selasa, 8 Februari 2021.

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) desa Tebing Tinggi, kecamatan Benai, mengajak kelompok tani Rumbio Serumpun untuk memanfaatkan jerami dan kotoran sapi untuk dijadikan kompos. Giat ini dilakukan BUMDes sejak 2020 hingga kini masih menggunakan pupuk kompos tersebut untuk pertanian di sawah Tebing Tinggi Simandolak.

Kerjasama BUMDes dan Kelompok Tani ini, mendukung peningkatan produksi padi di Provinsi Riau melalui Program Riau Bertani (Bergerak Tanam Padi).

“Bertanam padi integrasi dengan peternakan sapi dan jerami padi bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak, kotoran ternak serta urinnya digunakan lagi untuk pupuk kompos, saat ini Gapoktan Rumbio Serumpun tidak tergantung lagi dengan pupuk anorganik, oleh sebab itu, BUMDes Harapan Makmur bekerjasama dengan Gapoktan Rumbio Serumpun,”jelas Anrisman kepada awak media. (Krt)