TERAS Riau Kuansing -Seperti dikutip dari media Putreriau.com , Menurut Saifullah Afrianto yang juga mantan Wakil Ketua DPRD Kuansing, Bila posisi jabatan tertinggi pertama diisi putra daerah Kuansing, dinilai lebih menguasai daerah dan kultur daerah, tidak perlu penyesuaian dan beradaptasi, sebutnya.
“Kalau putera daerah yang mengisi jabatan tersebut karena memang orang Kuansing tentu sedikit banyak pahamlah apa yang akan dilakukan untuk Kabupaten kita tercinta ini,” ungkap owner Hotel Pujangga itu.
“Kuansing ini juga punya SDM yang mumpuni dan banyak putra-putra daerah yang cukup layak atas posisi itu, jadi sudah selayaknya kesempatan itu diberikan kepada yang punya wilayah salah satunya Azhar,”tambah Datuk Oemar itu.
Dirinya sangat mendukung putra daerah yang mengisi jabatan Sekda Kuansing, Menurutnya, Azhar memang sudah dikategorikan layak untuk mengikuti kompetisi perebutan Kursi Sekda Kabupaten Kuansing, hal itu terlihat dari riwayat kepangkatannya selama meniti karir di Bidang Aparatur Sipil Negara (ASN), sebut ayah Puja Ibrahim itu.
Nah, beda pendapat dengan Hamdan Syakirin, ia mantan ketua umum Forum Mahasiswa Islam Kuantan Singingi, (Formiskusi) periode 2018-2021. Ia juga Magister Kebijakan Publik Universitas Nasional. Hamdan mengatakan, bahwa, posisi Sekda tidak mesti orang Kuansing, namun, posisi Sekda harus diisi orang yang mampu menjalankan tugasnya.
“Siapapun Sekda yang terpilih nanti kita harus dukung, tidak terkecuali Kanda Dedi Sambudi yang pengalamannya sudah tidak di ragukan lagi”ujar Hamdan kepada media.
Hamdan juga menceritakan perjalanan karir Dedi Sambudi di pemerintahan kabupaten kampar.
“Ia memiliki backgroud ilmu Kesehatan, sudah memulai karirnya dari kepala puskesmas, hingga perna menjabat sekretaris Dinkes Kampar, Kemudian ia dilantik menjadi Kepala Dinas Kesehatan dan saat ini menjabat sebagai Kepala BPBD Kabupaten Kampar” Lanjut Hamdan.
Terakhir Hamdan meminta masyarakat agar bersyukur jika nantinya Dedi Sambudy terpilih menjadi Sekda Kuansing.
“Seharusnya kita bersyukur ada orang yang rela mengabdikan dirinya untuk Kuansing ini, meskipun ia tidak lahir di Kuansing. Lolos asesment berarti ia sudah berkapasitas untuk menduduki jabatan tersebut” Tutup Hamdan
Pendapat Syaifullah Aprianto dan Hamdan Syakirin sangat jauh berbeda, namun, kebebasan berpendapat di ‘Kota Jalur’ mulai menguap, tapi tentunya semua elemen Masyarakat Kuansing berharap, siapapun terpilih di posisi Sekda, tetap kembali ke “Basatu Nogori Maju”.
Editor: Krt
Foto: Ilustrasi